Senin, Maret 17, 2008

MARS HIZBUL WATHAN

G = do
4/4
Cipt. : Dr. H. M. Sobiran
Arr. : Agus Ris


Hizbul Wathan Muhammadiyah
Sangat pesat meraja
Di seluruh Indonesia
Bukan di sini sahaja
Memang haknya menjunjung
Islam disengaja
Teguh hati sebagai baja
Menjalankan kewajiban
Dengan sopan bersuka durja
Sama-sama fakir dan kaya
Punya haluan: “Sedikit bicara banyak bekerja”

Hizbul Wathan Muhammadiyah
S’lalu siap sedia
Berbuat amal serta jasa
Dengan ikhlas dan gembira
Pandu perwira Islam
Putra Indonesia
Setia dan dapat dipercaya
Dalam semua janji dan bakti
Untuk agama dan bangsa
Cepat tangkas tingkah terjangnya
Dengan semboyan: “Sedikit bicara banyak bekerja”

Hizbul Wathan Muhammadiyah
Pandu putra harapan
Pendukung cita gerak Islam
S’lalu siap bekerja
Pandu berakhlaq mulia
Taqwa beribadah
Teguh patuh setia agama
Hemat cermat cakap dan jujur
Ikhlas dari sanjung puja
Tabah giat dan bersemangat
Gemar beramal sedikit bicara banyak bekerja

Tahu Sejarah Hizbul Wathan dan Sejarah Kebangkitan Kembali Hizbul Wathan

Hizbul Wathan adalah sebuah ortom Muhammadiyah yang bergerak di bidang Kepanduan. Bahkan, Hizbul Wathan pun merupakan satu-satunya kepanduan Islam diakui di Indonesia ini. Hizbul Wathan ini didirikan oleh K.H.A.Dahlan di Yogyakarta, tepatnyan di Kauman. Awal mula berdirinya kepanduan ini, karena kekaguman K.H.A.Dahlan sewaktu melihat barisan yang rapi nan indah dengan memakai seragam bagus, yang sedang latihan di Pura Mangkunegaran, Solo. Beliau melihat itu sepulang dari pengajian STAV yang diadakan setiap Ahad. Barisan itu bernama J.P.O. (Javaansche Padvinders Organisatie ). Sepulang dari Solo, beliau memanggil Bpk. Somodirdjo dan Bpk. Syarbini untuk membicarakan perihal yang sangat menarik perhatian beliau.

Pada tahun 1336 H bertepatan dengan 1918 M, Kepanduan Hizbul Wathan resmi berdiri. Tapi, namanya waktu itu adalah “Padvinder Muhammadiyah” (Kepanduan Muhammadiyah), yang kemudian berganti nama menjadi “ Hizbul Wathan” dan mempunyai arti “Pembela Tanah Air”. Pergantian nama ini dilakukan di rumah Bpk. H. Hilal di Kauman, dan nama Hizbul Wathan ini diterima atas usul Bpk. Hadjid.

Namun, pada tahun 1943, kepanduan Hizbul Wathan bersama dengan kepanduan lainnya dibubarkan oleh pemerintahan penjajahan Jepang. Kemudian, dengan segala upaya pada tanggal 29 Januari 1950 Hizbul Wathan bangkit kembali dengan perubahan-perubahan. Tapi, sungguh sayang pada tanggal 9 Maret 1961, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomer : 238/ 61, Kepanduan Hizbul Wathan dan kepanduan lainnya dilebur ke dalam Pramuka.

Setelah tertidur lama, pada tanggal 10 Sya’ban 1420 H atau bertepatan dengan tanggal 18 November 1999 M. Kepanduan Hizbul Wathan dibangkitkan kembali oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Surat Keputusan No : 92/SK-PP/VI-B/1.b/1999 M. Dan dipertegas dengan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor : 10/KEP/I.O/B/2003 M.

Dapat Menerangkan Secara Singkat Tarikh Nabi Muhammad SAW, Terutama Mengenai Isra’ Mi’raj Dan Hijrah Nabi

Nabi Muhammad SAW Menjalani Isra’ Miraj

Disaat-saat menghadapi ujian yang maha berat dan tingkat perjuangan sudah pada puncaknya, gangguan dan hinaan, aniaya serta siksaan yang dialami beliau dengan pengikut-pengikut beliau semakin hebat, maka Nabi Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah SWT menjalani Isra’ Mi’raj dari Mekkah ke Baitul Maqdis di Palestina, terus naik ke langit ke tujuh dan Sidratul Muntaha.

Disitulah beliau menerima perintah langsung dari Allah tentang shalat lima waktu. Hikmah Allah memerintahkan isra’ mi’raj kepada Nabi dalam perjalanan satu malam itu, adalah untuk lebih menambah kekuatan iman dan keyakinan beliau sebagai rasul, yang diutus oleh Allah ke tengah-tengah ummat manusia, untuk membawa Risalah-risalah-Nya. Dengan demikian akan bertambahlah kekuatan batin sewaktu menerima cobaan dan musibah serta siksaan yang bagaimanapun juga besarnya, dalam memperjuangkan cita-cita luhur, mengajak seluruh ummat manusia kepada agama Islam.

Peristiwa Isra’ Mi’raj ini terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-11 sesudah beliau diangkat menjadi Rasul. Kejadian Isra’ Mi’raj ini disamping memberikan kekuatan batin kepada Nabi Muhammad SAW dalam perjuangan menegakkan agama Allah, juga menjadi ujian bagi kaum Muslimin sendiri, apakah mereka beriman dan percaya kepada kejadian yang menakjubkan dan di luar akal manusia itu, yaitu perjalanan yang beratus-ratus mil serta menembus 7 lapis langit dan hanya ditempuh dalam satu malam saja.

Bagi kaum Quraisy peristiwa Isra’ Mi’raj ini mereka dijadikan senjata untuk menuduh Nabi sebagai seorang yang tidak beres otaknya, dan mereka jadikan bahan bermacam-macam hinaan dan olok-olokan yang sangat keji.

Hijrah Nabi Ke Yastrib

Tatkala Nabi melihat tanda-tanda baik pada perkembangan Islam di Yastrib, disuruhnyalah para sahabat-sahabatnya berpindah kesana. Orang-orang Quraisy sangat terperanjat setelah mengetahui perkembangan Islam di Yastrib,. Mereka merasa khawatir jika Nabi Muhammad SAW berkuasa di Yastrib itu, karena tentulah Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya akan menyerang kafilah-kafilah dagang mereka yang pulang balik ke Syam. Hal demikian berarti kerugian bagi perniagaan mereka. Oleh karena itu sebelum terlambat mereka harus bertindak cepat dan tepat terhadap Nabi Muhammad SAW.

Selagi dia belum ikut pindah ke Yatsrib. Maka bersidanglah pemuka-pemuka Quraisy di Daarun Nadwah untuk merencanakan tindakan apakah yang akan diambil terhadap Nabi. Akhirnya mereka memutuskan bahwa Nabi Muhammad harus di bunuh, demi keselamatan masa depan mereka. Untuk melaksanakan pembunuhan ini, setiap suku Quraisy mengirimkan seorang pemuda pilihan. Dengan demikian, bila mana Nabi Muhammad SAW berhasil di bunuh keluarga beliau tidak akan mampu menuntut bela kepada seluruh suku.

Rencana keji kaum Quraisy ini telah diketahui oleh Nabi Muhammad dan beliau diperintahkan oleh Allah agar segera pindah ke Yatsrib. Hal ini beliau beritahukan kepada sahabatnya Abu Bakar. Abu Bakar meminta kepada Nabi supaya diijinkan menemani beliau dalam perjalanan yang bersejarah ini. Nabi setuju, dan lalu Abu Bakar menyediakan persiapan untuk perjalanan ini.
Pada malam hari waktu pemuda-pemuda Quraisy sedang mengepung rumah Nabi Muhammad SAW dan siap akan membunuh beliau, Rasulullah berkemas-kemas untuk meninggalkan rumah. Disuruh beliau Ali bin Abi Thalib, menempati tempat tidur beliau supaya orang-orang Quraisy mengira bahwa beliau masih tidur. Kepada Ali diperintahkan juga, supaya mengembalikan barang-barang yang dititipkan kepada beliau kepada pemiliknya masing-masing. Kemudian dengan diam-diam beliau keluar dari rumah.

Dilihatnya pemuda-pemuda yang mengepung rumah beliau sedang tertidur, tak sadarkan diri. “Alangkah kejinya mukamu”, kata Rasulullah SAW seraya meletakkan pasir diatas kepala mereka. Dengan sembunyi-sembunyi, beliau menuju rumah Abu bakar. Kemudian mereka berada keluar dari pintu kecil di belakang rumah, menuju sebuah gua di bukit Tsuur sebalah selatan kota Mekah, lalu mereka bersembunyi dalam gua itu.

Setelah algojo-algojo itu mengetahui, bahwa Nabi tidak ada di rumah dan terlepas dari kepungan mereka, maka mereka menjelajah seluruh kota untuk mencari Nabi, tetapi tidak juga bertemu. Akhirnya mereka sampai juga di gua tempat Nabi dan Abu Bakar bersembunyi. Tetapi dengan perlindungan Allah, dimuka gua terdapat sarang labah-labah berlapis-lapis seolah terjadinya telah lama sebelum Nabi dan Abu Bakar masuk kedalamnya. Melihat keadaan yang demikian pemuda Quraisy itu sedikitpun tidak curiga. Setelah tiga hari lamanya mereka bersembunyi dalam gua itu dan keadaan sudah dirasakan aman, maka Nabi dan Abu Bakar barulah meneruskan perjalanan menyusuri pantai Laut Merah dan Ali Bin Abi Thalib menyusul kemudian.

Dengan berpindahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ini berakhirlah fase pertama dari sejarah risalahnya, setelah tidak kurang dari 13 tahun lamanya berjuang antara hidup dan mati menegakkan agama Allah ditengah masyarakat Mekah itu.

Mengerti Tiga Tingkatan Najis dan Cara Mensucikannya

1.Mughaladhah = Najis Berat
Contoh : Najis anjing, babi, atau yang dilahirkan dari keduanya.
Cara Mensucikannya : Dengan dicuci.

2.Mukhaffafah = Najis Sedang
Contoh : Kencing bayi anak-anak yang baru minum ASI saja.
Cara Mensucikannya : Dipercikkan ke bekas kencingnya.

3.Muthawassithah = Najis Ringan
Contoh : Kencing anak perempuan yang baru minum ASI, jadi ia membedakan antara kencing anak laki- laki yang baru minum ASI dengan kencing anak perempuan.
Cara Mensucikannya : Dibasuh.

Mengerti Peraturan Shalat Lima Waktu, Jum’ah, ‘Ied, dan Syarat Sahnya Shalat Jama’ah.

Peraturan Shalat Lima Waktu :
1.Berdiri menghadap kiblat ( bagi orang yang mampu). Pada saat ini seorang muslim seharusnya benar-benar mengkonsentrasikan hati dan fikirannya untuk menyembah Allah SWT, serta meninggalkan fikiran tentang keduniawian.
2.Mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua bahu.
3.Membaca takbiratul ihram dengan posisi badan berdiri tegak.
4.Membaca surat Al-Fatihah (Dan ayat Al-Qur’an lainnya)
5.Takbir untuk rukuk dengan mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan kedua bahu.
6.Rukuk dengan cara meletakkan kedua telapak tangan pada kedua lutut dan posisi punggung serta kepala dalam keadaan lurus.
7.I’tidal dengan posisi badan sejajar (tidak menunduk maupun meninggikan kepala) seraya membaca “Sami’ Allahu liman Hamidah” dan mengangkat kedua tangan hingga sejajar dengan bahu dan beri’tidal.
8.Mengucapkan “Allahu Akbar” lalu mungangkat kedua tangan (bagi laki-laki ) dari kedua sisi lambungnya, dan membuka jari-jari kaki ketika sujud.
9.Mengucapkan “Allahu Akbar” lalu mengangkat kepala dan duduk diatas kaki kiri dengan posisi badan tegak, dan begitu seterusnya.
10.Pada rakaat terakhir sebelum salam, ia mengeluarkan kaki kirinya dan duduk (diatas lantai) dengan posisi miring (tawarruk) di atas punggungnya yang kiri.
11.Mengucapkan salam ke kiri dan ke kanan.

Peraturan Shalat Jum’ah :
Selain shalat lima waktu, Shalat Jum’ah juga merupakan Shalat wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap lelaki muslim yang sudah mukallaf sekali dalam seminggu. Kecuali jika hari Jum’ah bertepatan dengan shalat ‘Idain (‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha) maka Shalat Jum’ah menjadi tidak wajib di laksanakan, namun tetap harus melaksanakan Shalat Dzuhur. Shalat Jum’ah merupakan pengganti dari Shalat Dzuhur, sebab barang siapa yang telah melaksanakan Shalat Jum’ah, maka gugurlah kewajibannya untuk Shalat Dzuhur.
Shalat Jum’ah tidak bisa dilepaskan dari khutbah, sebab khutbah Jum’ah memiliki kedudukan yang sangat penting dan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari rangkaian ibadah Shalat Jum’ah. Menurut jumhur ulama’ bahwa khutbah Jum’ah merupakan syarat sahnya Shalat Jum’ah, sehingga wajib dilaksanakan setiap hendak melaksanakan ibadah Jum’ah. Oleh karena itu sangat logis dalam pelaksanaannya, khutbah Jum’ah memiliki syarat dan rukun sehingga dianggap sah.

Peraturan Shalat ‘Ied :
1.Shalat ‘Ied dilaksanakan di lapangan kecuali ada udzur.
2.Shalat ‘Ied dilaksanakan sebanyak dua raka’t dengan berjama’ah.
3.Shalat ‘Ied dilaksanakan tanpa adzan, iqamah, maupun Shalat Sunnah sebelum maupun sesudahnya.
4.Takbir Zawaid (tambahan) setelah Takbiratul Ihram sebanyak 7 kali pada raka’at pertama dan 5 kali pada raka’at kedua.
5.Setelah Shalat ‘Ied selesai hendaknya imam membaca Khutbah.
6.Pada waktu kembali ke rumah, dianjurkan untuk mengambil jalan yang berbeda.

Syarat Sahnya Shalat Jama’ah :
Setelah seseorang melaksanakan shalat Jama’ah, maka ia terlebih dahulu harus memenuhi beberapa syarat, sehingga Shalatnya menjadi sah sesuai tuntutan syari’at, yaitu :
1.Setelah masuk waktu Shalat. Tidak sah Shalat di luar waktunya, kecuali jika melaksanakan Shalat dengan dijama’, baik Jama’ Taqdim maupun Jama’ Ta’khir.
2.Ada Imam dan Makmum.
3.Apabila Makmum hanya 1 orang, maka makmum berdiri di samping Imam hampir sejajar.
4.Suci dari segala macam hadas baik hadas besar maupun hadas kecil.
5.Suci pakaian, badan, dan tempat shalat dari segala macam najis.
6.Menutup aurat.
7.Menghadap kiblat, yaitu menghadap ke arah ka’bah.

Mengerti Rukun Iman Dan Rukun Islam, Serta Hal Yang Dapat Merusak Keduanya

Rukun Iman :Iman adalah percaya, Rukun adalah suatu yang dikerjakan ketika kita percaya. Adapun rukun iman ada enam, yaitu :
1.Iman Kepada Allah, meyakini adanya Allah yang menciptakan semua-Nya.
2.Iman Kepada Malaikat, meyakini adanya malaikat yang diutus oleh Allah yang berjumlah 10 malaikat.
3.Iman Kepada Kitab-kitab, meyakini dan menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman dan penuntun hidup.
4.Iman Kepada Rasul-rasul, meyakini adanya Rasul yang ditus oleh Allah kepada Ummat-Nya.
5.Iman Kepada Hari Akhir, yakin dan percaya adanya hari Akhir/Kiamat.
6.Iman Kepada Qadha’ dan Qadar.yakin bahwa segala sesuatu hanya Allah yang menentukan

Rukun Islam :
1.Syahadatain, Melafadzkan dua kalimat Syahadat.
2.Shalat Lima Waktu, Shalat kapan, dimana, dan dalam kondisi apapun pun kita berada harus dilaksanakan.
3.Membayar Zakat, setiap muslim wajib membayar Zakat yang telah ditentukan.
4.Puasa Ramadhan, berpuasa pada bulan Ramadhan dan hukumnya wajib dilaksanakan bagi setiap muslim.
5.Berhaji Bagi Yang Mampu, diwajibkan untuk berhaji ke Baitullah.

Hal-hal Yang Dapat Merusak Keduanya :
1.Syirik Kepada Allah, dengan cara mempersekutukannya dan percaya kepada dukun atau peramal.
2.Meyakini ada Nabi penutup selain Nabi Muhammad S.A.W, yaitu Mirza Ghulam Ahmad.
3.Mempercayai kitab-kitab selain Al-Qur’an, misalnya Injil, Taurat, Wreda.
4.Tidak pernah membayar zakat, karena terlalu pelit mengeluarkan uang..
5.Tidak mengganti puasa pada bulan Ramadhan pada bulan lain.

SANG SURYA

C = do
2/4
Cipt. : H. Djarwani Hadikusumo
Arr. : M. Affandi


Sedang, penuh perasaan

Sang surya tetap bersinar
Syahadat dua melingkar
Warna yang hijau berseri
Membuatku rela hati
Ya Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad junjunganku
Al Islam agamaku
Muhammadiyah gerakanku


Cepat, semangat

Di timur fajar cerah gemerlapan
Mengusir kabut hitam
Menggugah kaum muslimin
Tinggalkan peraduan
Lihatlah matahari telah tinggi
Di ufuq timur sana
Seruan Illahi rabbi
Sami’na wa atha’na


Sedang, penuh perasaan

Ya Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad junjunganku
Al Islam agamaku
Muhammadiyah gerakanku